Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raf 7:96) Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS Al Isra’ 17:16) Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa (QS Al An’am 6:44).

03 Februari 2009

Cinta Sang Kekasih (Ghozli Wa Syakwal Ghoroom)

CINTA SANG KEKASIH (GHOZLI WA SYAKWAL GHOROOM)
Al Bushiri/Salamalaika



Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam
Kau campurkan air mata di pipimu dengan darah
Ataukah karena angin berhembus dari arah Kazhimah
Dan kilat berkilau di lembah Idham dalam gulita malam


Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah
Mengapa bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah
Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya
Diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora

Jika bukan karena cinta takkan kautangisi puing rumahnya
Takkan kau begadang untuk ingat pohon Ban dan ‘Alam
Dapatkah kau pungkiri cinta, sedang air mata dan derita
Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta

Kesedihanmu timbulkan dua garis tangis dan kurus lemah
Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah
Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga
Tak hentinya cinta merintangi kenikmatan dengan derita

Maafku untukmu wahai para pencaci gelora cintaku
Seandainya kau bersikap adil takkan kau cela aku
Kini kau tahu keadaanku, pendusta pun tahu rahasiaku
Padahal tidak juga kunjung sembuh penyakitku

Begitu tulus nasihatmu tapi tak kudengar semuanya
Karena untuk para pencaci, sang pencinta tuli telinganya
Aku kira ubanku pun turut mencelaku
Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku



Tidak ada komentar:

Pengunjung

Free counters!