Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raf 7:96) Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS Al Isra’ 17:16) Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa (QS Al An’am 6:44).

27 September 2010

Umat Islam Indonesia Terlalu Toleran

alt
 Kaum muslimin rahimakumullah,
Lebih sebulan terakhir ini media massa yang mengidap Islamophobia memaksakan opini issue toleransi dan kebebasan beragama. Opini itu menuduh seolah-olah umat Islam anti toleransi dan anti kebebasan beragama. Tuduhan ini jelas salah alamat dan jauh dari fakta yang sebenarnya.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Bahwa umat Islam Indonesia merupakan mayoritas mutlak di Indonesia tak bisa dipungkiri. Di antara jumlah total rakyat saat ini: 238.000.000, hampir 90% beragama Islam dan merupakan negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia.

Sebagai kelompok mayoritas mutlak seperti itu, umat Islam terbukti tidak pernah memaksakan kehendaknya dan aspirasinya kepada kelompok lain. Bahkan penghargaan kepada kelompok-kelompok minoritas yang dibuat berdasarkan keputusan pemerintah, tidak pernah ditentangnya. Contoh paling mencolok adalah pemberian hak libur kepada penganut agama minoritas. Mula-mula pemerintah menetapkan hari libur hanya kepada Islam dan Nasrani. Hak lbur Nasrani pun diberikan hampir setara penganut Islam. Jika umat Islam mengenal hari libur: Idul fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan 1 Muharram (5 hari libur), maka orang Nasrani pun diberi hari libur yang hampir sama, yakni: Natal, Wafatnya Isa Al Masih dan Paskah (3 hari libur). Padahal jumlah orang Nasrani hanyalah 8% saja. Sungguh berlebihan toleransi umat Islam Indonesia ini.

Bandingkan nasib umat Islam di negara-negara barat yang minoritas, seperti Australia, Amerika Serikat dan Eropa. Tidak satu pun di negara-negara barat ini, umat Islam diberi hak libur pada hari rayanya. Padahal jumlah umat Islam di berbagai negara itu semakin hari semakin besar jumlahnya seperti di Rusia, Amerika Serikat, bahkan di China jumlahnya lebih 100 juta jiwa, juga di India. Bagi orang tua yang mempunyai anak dan bersekolah di Amerika, di Australia dan Eropa, jangan kaget  jika di hari raya Idul Fitri anak-anak mereka harus masuk sekolah bahkan ujian.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Anugerah toleransi umat Islam kepada kelompok minoritas, bahkan ditingkatkan di era presiden Gus Dur. Kepada penganut Hindu Bali yang tak lebih jumlahnya hanya 1% diberikan libur nasional: Nyepi. Begitu halnya kepada penganut Budha, diberi hari libur Waisak. Bahkan kepada golongan China yang biasanya sudah merayakan waisak, bahkan diberi hari libur Imlek.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Fakta yang dibeberkan di atas jelas-jelas secara telak telah membantah adanya isu yang telah digelindingkan secara tendensius, seolah-olah umat Islam Indonesia anti toleransi. Jika kita mau membuka sejarah awal kemerdekaan pun, tercatat umat Islam rela menghapus tujuh kata dalam pembukaan UUD yang mereka anggap bernafaskan Islam. Mereka yang minoritas menentang habis-habisan dan tokoh Islam pun surut dan memberikan toleransi yang kongkrit dengan mencabut tujuh kata yang bersejarah itu.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Bukti yang lain adalah masalah pendirian gereja. Dikesankan umat Islam menentang pendirian pembangunan gereja dengan kekerasan bahkan anarkisme. Sebenarnya umat Islam hanyalah meminta ditegakkannya peraturan yang termaktub dalam SKB tiga menteri yang kini istilahnya menjadi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri tentang pendirian rumah ibadah. Fakta dalam kaitan pembangunan gereja, umat Islam di sekitar Ibukota saja begitu berlebihan memberikan toleransi pembangunan gereja. Contohnya, di Cijantung, Jakarta Timur di jalan masuk dekat GOR Jakarta Timur, hanya terdapat satu buah masjid saja, sementara gereja berdiri sedikitnya 6 buah. Begitu juga di daerah Depok, di satu jalan yang terjulur dua arah terdapat satu masjid yang dikepung oleh tujuh gereja. Cerita serupa juga terjadi di daerah Tangerang ke arah Balaraja. Perhatikan sepanjang jalan dari Pekanbaru ke Dumai, ratusan gereja berdiri tapi bangunannya kosong melompong. Begitu juga di berbagai propinsi lain. Untuk apa semua itu?

Kaum muslimin rahimakumullah,
Fakta-fakta yang mengemuka di atas kiranya benar adanya. Sebaliknya opini seolah-olah umat Islam anti toleransi, justru terbukti jauh dari kebenaran, bahkan mengarah menjadi fitnah yang amat keji. Kiranya kita hentikan kampanye dan opini menyesatkan belakangan ini, yang justru mengarah pada perpecahan bangsa Indonesia. Kita berdoa ke hadirat Illahi Rabbi, agar umat Islam dijauhkan dari fitnah keji seperti ini. Amin Ya Mujibassailin.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Toleransi tentu ada batasnya. Toleransi yang keterlaluan justru menjadi mudlarat bagi kaum muslimin sendiri. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk toleran kepada keberadaan orang-orang lain. Tidak boleh orang dipaksa masuk Islam (QS. Al Baqarah 256) tapi hanya boleh didakwahi, diajak masuk Islam dengan cara yang argumentatif, yang meyakinkan akal fikiran mereka dan menyentuh perasaan mereka (QS. An Nahl 125). Namun umat Islam tidak boleh membiarkan keyakinan mereka diperangi.

Sebab jika umat Islam menyerah keyakinan mereka diperangi, maka umat akan jatuh dalam perkara criminal terbesar dalam pandangan Islam, yakni murtad yang diancam oleh Allah SWT dengan siksa neraka jahannam. Allah SWT berfirman: 
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah 217).

Kaum muslimin rahimakumullah,
Oleh karena itu, bagi umat Islam tidak masalah adanya komunitas Kristen, Budha, Hindu, atau yang lain selama mereka beritikad baik untuk menghormati Islam dan hak-hak umat Islam sebagai warga mayoritas di negeri ini untuk bisa menjalankan ibadah dan melaksanakan syariat Allah SWT. Bagi kaum muslimin adanya Kristen tidak masalah, yang masalah adalah Kristenisasi terhadap umat Islam. Bagi kaum muslimin Budha tidak masalah, yang masalah adalah Budhaisasi terhadap umat Islam. Bagi kaum muslimin Hindu tidaklah masalah, yang masalah adalah Hinduisasi terhadap umat Islam. Sebab semua itu adalah pemurtadan yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya di atas. 

Dan juga yang harus disadari; adanya penentangan terhadap umat Islam untuk bisa menjalankan syariatnya secara kaffah adalah bentuk anti toleransi kepada umat Islam. Semoga semua fihak bisa memahami hal ini dengan meletakkan masalah pada tempatnya secara proporsional dan wajar. 
Baarakallahu lii walakum
http://www.suara-islam.com/news/kajian-dan-dakwah/dakwah/buletin-ad-dakwah/1188-umat-islam-indonesia-terlalu-toleran- 

Tidak ada komentar:

Pengunjung

Free counters!