Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raf 7:96) Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS Al Isra’ 17:16) Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa (QS Al An’am 6:44).

15 Oktober 2014

Ulama Betawi Sepakat Singkirkan Ahok !

Semakin lama kian banyak pihak yang menolak Ahok menjadi orang No-1 di DKI Jakarta, karena ulahnya yang tidak ada beda dengan perilaku preman daerah Glodok. Kini Puluhan Ulama, Habaib dan Pimpinan Ormas Islam se-Jakarta mengadakan Ijtima 'di kawasan Jatinegara Jakarta Timur, Selasa 14 Oktober 2014, untuk menyatukan sikap dan merapatkan barisan menolak Basuki Tjahaja Purnama atau Zang Wan Xie alias Ahok, menjadi Gubernur DKI Jakarta. Mereka bersepakat akan melengserkan Ahok lewat jalur konstitusi.

Pimpinan Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ), KH. Fachrurozi Ishak mengatakan akan berkoordinasi dengan seluruh tokoh umat untuk menolak Ahok yang sikapnya tidak bermoral dan sudah memusuhi Islam. "Makin nampak jelas, yang menolak Ahok bukan hanya FPI, tapi seluruh organisasi Islam dan Betawi di Jakarta 99 Persen menolak Ahok karena ulahnya yang tidak bermoral. Jadi Wagub aja kita tidak cocok apalagi jadi Gubernur, "ujar Kiai Fachrurozi, seperti dikutip suara-islam.com.

KH Fachrurrazy Ishaq mengatakan, tidak ada hambatan lagi untuk melengserkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari jabatan Gubernur maupun Wakil Gubernur DKI Jakarta. "Semua ulama, tokoh Betawi, maupun ormas-ormas yang ada di Jakarta, sudah bersepakat untuk menolak Ahok menjadi Gubernur. Jangankan menjadi Gubernur, jadi Wakil Gubernur saja kami tidak setuju, "tegas Kiai Fachrurrazy saat konferensi pers Forum Umat Islam (FUI) di Jakarta Timur, Selasa 14 Oktober 2014 sore.

Dia menjelaskan, tidak hanya masyarakat yang menginginkan Ahok lengser, sebagian besar fraksi di DPRD DKI Jakarta pun bersikap sama. "Partai-partai sudah meninggalkan Ahok. Jadi tidak ada hambatan lagi untuk menurunkan Ahok. Semoga Allah ridha, "tegas dia lagi.

Ulama kharismatik yang dikenal sebagai Macan Betawi ini menambahkan, GMJ akan terus berusaha mempersatukan umat Islam untuk melengserkan Ahok. "Insyaallah ini akan dikabulkan oleh Allah karena saat ini sudah berkumpul semua para habaib, para ulama, para pengurus masjid, organisasi-organisasi masyarakat dan para ustazahnya juga yang akan ikut berjuang bersama," Kiai Fachrurozi.

Dalam waktu dekat, GMJ akan membuka posko-posko tolak Ahok di setiap Masjid dan Mushola se-Jakarta. Rencananya akan dikumpulkan petisi tolak Ahok yang nantinya akan dibawa ke DPRD DKI Jakarta sebagai bahan untuk meng-impeach Ahok sebagaimana dulu pernah terjadi pada kasus Aceng Fikri yang lengser karena ditolak warganya.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Syihab, yang hadir dalam acar Ijtima 'ini mengatakan, salah satu alasan yang mendasari penolakan tersebut karena Ahok dianggap telah berbuat arogan dan melanggar norma agama serta norma budaya. "Sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 dan undang-undang no 23 tahun 2014, seorang gubernur harus menjaga norma agama, norma budaya sebagai kearifan lokal. Dan Ahok sebagai pemimpin tidak memenuhi syarat itu seperti yang tercantum dalam undang-undang. Baik sebagai Gubernur maupun Wakil Gubernur, "ujar Habib Rizieq.

Habib juga menilai Ahok tidak dapat menjaga stabilitas politik. Menurutnya sudah saatnya DPRD menggunakan hak interpelasi, hak angket untuk melengserkan Ahok. "Artinya secara konstitusi Ahok sudah melanggar dan ini sudah saatnya Ahok dilengserkan oleh DPRD dengan menggunakan hak interpelasi, hak angket maupun hak impeachment," jelasnya.

Habib Rizieq meng-informasikan hasil Ijtima 'Habaib dan Ulama Betawi pada hari Selasa 14 Oktober 2014 di Majelis KH. Fakhrurrozi Ishaq telah disepakati bersama:

Membentuk Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) untuk menolak Ahok.
Membuat petisi Habaib dan Ulama Betawi tentang Pelengseran Ahok.
Membuat ANGKET Masyarakat Jakarta tentang Kepemimpinan Ahok.
Menggelar AKSI SEJUTA UMAT ISLAM TOLAK Ahok pada hari SENIN 10 NOVEMBER 2014 jam 8 pagi dengan LONG MARCH dari Bunderan HI ke DPRD dan BALAI KOTA DKI JAKARTA.
Mendesak DPRD DKI JAKARTA agar segera dan secepatnya menggunakan Hak Interpelasi san Hak Angket sampai Hak impeach untuk lengserkan Ahok secara Konstitusional.

Penolakan Ahok dari sejumlah kalangan ini karena prilaku Ahok yang dinilai tidak layak memimpin Jakarta dengan tempramen yang tidak karuan, tidak mau mendengarkan pendapat dan berakhlak buruk.

Kebiasaan Ahok berbicara kasar dan sembarangan bak preman daerah Glodok Jakarta yang membuat banyak orang tersinggung dan marah. Caci maki Ahok terhadap warga pribumi ini bukan yang pertama, tapi sudah tak terhitung banyaknya. Mulai dari menuding seluruh kantor DKI bajingan, ormas Islam seperti FPI dan Muhammadiyah yang pernah dijulukinya sebagai Munafik, sampai anak sekolah dan pengendara motor yang disuruhnya ditabrak mati saja jika melanggar aturan.

Bahkan Ahok pernah mengusulkan, untuk menghadapai para pendemo sekali-sekali bisa dengan Water Cannon yang diisi bensin biar kebakaran. "Kita satu lawan satu sudah susah apalagi lawan 3-4 orang. Untuk itu saya minta sediain Water Cannon. "Water Cannon itu diisi bensin sekali-sekali biar kebakaran. Ya kalau rusuh disemprot bensin sekitar dia teriak-teriak bertobat nggak? Kalau orang bertobat itu, orang-orang bayaran ya, bukan ideologi, "kata Ahok dalam acara silaturahmi bersama Polsek, Babinsa dan lurah se-Jakarta, Kamis 25 September 2014.

Yang terbaru lebih parah lagi, Ahok mengaku tidak segan memuntahkan peluru, bahkan membakar hidup-hidup untuk menghabisi habisi kelompok yang suka anarkis saat demonstrasi. "Makanya saya harap pengawal saya pegang pistolnya banyak saja. Jadi saya bisa minjem gitu, "kata Ahok dalam acara 'Revitalisasi Kring Serse' Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Selasa 14 Oktober 2014.

Selain tidak ragu tembak para demonstran anarkis, Ahok juga bakal membakar mereka hidup-hidup. "Saya bilang tidak, saya tidak mau mahasiswa hanya nanti pasang lilin, duka cita seorang gubernur terguling di Balai Kota diserbu demonstran yang anarkis. Yang akan saya lakukan, saya bakar hidup-hidup mereka !! "tandas Ahok.

Ahok melanjutkan, jika ada kelompok yang menghambat usaha pemerintah untuk melaksanakan hal yang diamanatkan oleh konstitusi, maka aparat harus bertindak tegas. "Ini tugas pemerintah kalau ada kelompok bertindak anarkis dan justru mengancam nyawa banyak orang, saya minta petugas untuk tindak tegas, bila perlu bunuh di tempat sekalipun ada kamera TV menyorot," tandas Ahok seperti dikutip Republika, Selasa 14 Oktober 2014.

Wajar bila sikap bobrok tersebut kini makin menimbulkan keprihatinan berbagai pihak. Namun celakanya, Ahok menganggap perilaku premanisme yang melekat pada dirinya adalah sebuah kebanggaan. Dengan cara itu, dia menjadi asing dan berbeda di hadapan publik alias kontroversial. Tentu saja caci maki ala Ahok tersebut tidak mencerminkan tata krama bangsa timur.

Seelumnya Ketua Generasi Cinta Negeri (Gentari), Umar Moch Alhamid menyesalkan perilaku Ahok yang serampangan dan tidak bersahabat dengan masyarakat. Menurutnya perilaku Ahok itu asing dalam pandangan bangsa timur. Sosoknya memang WNI keturunan, namun menjadi kantor dengan gaya yang asing, yakni tingkah polahnya tidak sejalan dengan etika masyarakat Indonesia pada umumnya bahkan jauh dari cerminan akhlak pemimpin bangsa timur.

"Predikatnya kantor, tapi akhlaknya preman. WNI, tapi kelakuannya asing di mata bangsa Indonesia. Belajar menghargai orang lain dulu, baru dia bisa dihargai. Kantor semacam ini harus disingkirkan, "kata Umar Moch, Rabu 8 Oktober 2014, di Gedung Gentari, Tebet Timur, Jakarta - Selatan.  Kita bangsa timur tidak bisa dipimpin kantor yang bobrok akhlaknya ", lanjut Habib Umar.

Tidak ada komentar:

Pengunjung

Free counters!