Penentangan terhadap peraturan daerah (Perda) Syariat yang rencananya
akan diterapkan di Tasikmalaya, menurut menurut sekjen Forum umat Islam
(FUI) Ustadz Al Khaththath sebagai tindakan yang tidak rasional, karena
Perda tersebut merupakan aspirasi yang sesuai mekanisme konstitusi.
Pernyataan yang menentang tersebut, ia nilai sebagai anarkis.
“Wong itu sudah ditentukan oleh wakil rakyat, kalau tidak
itu demokrasinya anti Islam, dan hipokrit. Itu yang harus diluruskan,
siapa pun yang menolak perda syariat itu pernyataan anarkis,” kata
Ustadz AlKhaththath kepada arrahmah.com.
Menurut Ustadz Khaththath, masyarakat Tasik lebih memahami kondisi
lingkungaan mereka sendiri, sehingga sangat wajar jika masyarakat Tasik
mengaspirasikan kebutuhan mereka terhadap Perda Syariat tersebut.
“Saya kira orang-orang Tasikmalaya lebih berhaklah, mereka kan lebih
tahu keadaan mereka di sana, dan itu kan memang kewajiban dari Allah,”
ujarnya.
Lanjutnya, justru keinginan penerapan Syari’at Islam tersebut sudah
sesuai dengan konstitusi dasar bangsa Indonesia yang meyakini eksistensi
ketuhanan Yang Maha Esa.
“Kalau bangsa ini sudah menyatakan di dalam UUD membangun negara
dengan ketuhahnan Yang Maha Esa, itu sudah klop. Tuhan Yang Maha Esa dan
Tuhan Yang Maha Kuasa itu satu Dzat,” paparnya
Ia pun menanyakan komitmen Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi
terhadap Islam. Pasalnya menurut Mubaligh ini, jika Mendagri komitmen
terhadap Islam, ia tidak akan menentang perda syariat tersebut.
“Gamawan Fauzi ingat tidak saat selepas Solat, kalau masih ingat,
selepas sholat, kita disuruh mengingat Allah dengan zikir, dan zikirnya laa ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syai-in qodir. Di sana dijelaskan Allah itu sebagai penguasa,” tegas Ustadz Khaththath.
Ustadz Khaththath pun mengingatkan kepada Mendagri agar tidak menolak
kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, sebab semua perbuatannya akan
dipertanggungjawabkan di akhirat.
“Dia harus hati-hati. Kalau dia begitu terus, menolak perda Syariat
atas alasan bertentangan otda berarti dia melawan Allah, akan ditanya di
akhirat oleh Allah, kalau dia masih beriman gak?” pungkasnya.
Salamalaika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar